Sunday, October 31, 2010

mencoba berpikir ruwet

Indonesia benar - benar negara yang makmur, kaya hasil bumi, kaya akan penduduk, kebudayaan. aku pikir cuma Indonesia yang punya banyak hal seperti itu, hampir sempurna. tapi kenapa menjadi terlalu sempurna ? penduduknya ingin menjadi sempurna. 

aku tidak tahu apa yang kupikirkan ini benar atau tidak, tapi kebenaran hanya milik Allah SWT.

orang Indonesia seakan gelap mata, tidak kuat melihat lahan kosong, yang pasti akan direncanakan suatu pembangunan di lahan tersebut. aku tidak melarang suatu pembangunan, apalagi perkembangan. tetapi haruskah pembangunan itu mengorbankan alam yang memberi kita kehidupan di bumi ini ? layaknya air susu dibalas air tuba kita menghancurkan alam. aku tidak tahu apakah pembangunan tersebut benar benar suatu bangunan hijau ? hijau darimana ? karena banyaknya tanaman yang mengelilingi pembangunan tersebut ? tapi apakah lahan yang mereka gunakan masih seimbang dengan iklim indonesia yang tropis dengan curah hujan tinggi ? apakah banjir dapat diatasi dengan pembangunan yang didasarkan oleh bangunan hijau ? aku tidak mengerti, lalu apa maksudnya ?

adakah suatu hasil karya yang mencirikan jati diri Indonesia ? globalisasi boleh, tapi jangan terlalu berlebihan. bagaimana jika istana negara diganti dengan salah satu desain arsitektural tradisional khas Indonesia ? bukankah akan lebih membanggakan ? 

ibukota Indonesia sendiri sudah penuh dengan bangunan bertingkat. berlomba untuk menjadi yang paling tinggi, yang paling hebat. lupakah kita dengan Allah ? 

aku tidak mengerti apa yang ada di pikiran mereka, tentang keagungan, tentang ketenaran, tentang kehebatan, tentang kekuasaan. 

tidakkah mereka berpikir berlandaskan hati ? apakah mereka melupakan hati kecil mereka ? bahkan kita sendiri tidak tahu apakah kita sudah benar atau tidak. 

uang dapat membeli darah, uang dapat membeli pencegahan, uang dapat membeli pengobatan. apakah uang dapat membeli anti-bencana ? apakah uang dapat membeli agama ? apakah uang dapat membeli kehidupan ? apakah uang dapat membeli Tuhan ? bahkan cinta pun tidak mau dibeli.

No comments: