VIVAnews - Orang dengan obesitas, sesuai indeks massa tubuh, memiliki ukuran area otak tertentu yang lebih kecil dibandingkan orang dengan berat badan ideal.
Berdasar penelitian yang dilakukan terhadap 91 remaja, 54 di antaranya kategori gemuk, tingkat obesitas berhubungan dengan ukuran suatu wilayah di otak yang terlibat dalam perilaku impulsif dan kontrol diri.
Proporsi area yang lebih besar terlihat di otak mereka yang memiliki berat badan ideal. Sedangkan proporsi lebih kecil terlihat di otak mereka yang memiliki berat badan berlebih.
Selain menjalani scan otak menggunakan pemindai MRI, semua partisipan diminta menjawab pertanyaan melalui kuesioner mengenai pola makan harian. Selain itu, mereka juga diminta menjalani serangkaian tes kognitif untuk mengevaluasi kondisi area otak tertentu.
Para peneliti kemudian mencoba membalik logika. Mereka berusaha melihat kemungkinan adanya hubungan ukuran proporsi otak dengan pola makan dan gangguan kesehatan yang biasa dialami pederita obesitas.
"Tapi temuan ini tidak sesederhana bahwa anak-anak dengan masalah berat badan tidak memiliki keinginan kuat untuk menurunkan berat badan," kata Dr Antonio Convit, salah satu peneliti studi, kepada LiveScience. "Ini hanya menunjukkan kaitan, bukan sebab akibat."
Convit mengatakan, obesitas mungkin memicu pengecilan area tertentu pada otak sehingga mengacaukan kontrol konsumsi makan.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan University of California menunjukkan bahwa obesitas membuat otak mengerut. Temuan itu kemudian digunakan untuk menganalisis hubungan antara obesitas dan tingkat risiko Alzheimer atau kepikunan. (pet)
Berdasar penelitian yang dilakukan terhadap 91 remaja, 54 di antaranya kategori gemuk, tingkat obesitas berhubungan dengan ukuran suatu wilayah di otak yang terlibat dalam perilaku impulsif dan kontrol diri.
Proporsi area yang lebih besar terlihat di otak mereka yang memiliki berat badan ideal. Sedangkan proporsi lebih kecil terlihat di otak mereka yang memiliki berat badan berlebih.
Selain menjalani scan otak menggunakan pemindai MRI, semua partisipan diminta menjawab pertanyaan melalui kuesioner mengenai pola makan harian. Selain itu, mereka juga diminta menjalani serangkaian tes kognitif untuk mengevaluasi kondisi area otak tertentu.
Para peneliti kemudian mencoba membalik logika. Mereka berusaha melihat kemungkinan adanya hubungan ukuran proporsi otak dengan pola makan dan gangguan kesehatan yang biasa dialami pederita obesitas.
"Tapi temuan ini tidak sesederhana bahwa anak-anak dengan masalah berat badan tidak memiliki keinginan kuat untuk menurunkan berat badan," kata Dr Antonio Convit, salah satu peneliti studi, kepada LiveScience. "Ini hanya menunjukkan kaitan, bukan sebab akibat."
Convit mengatakan, obesitas mungkin memicu pengecilan area tertentu pada otak sehingga mengacaukan kontrol konsumsi makan.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan University of California menunjukkan bahwa obesitas membuat otak mengerut. Temuan itu kemudian digunakan untuk menganalisis hubungan antara obesitas dan tingkat risiko Alzheimer atau kepikunan. (pet)
No comments:
Post a Comment